Senin, 28 Sepember 2020 | 11:36 WIB | Ahmad | Lintas Autis | 3703
Senin, 28 Sepember 2020 | 11:36 WIB | Ahmad | Lintas Autis | 3703
Hampir semua anak saat ini sedang menghadapi ketidakpastian karena perubahan mendadak pada rutinitas dan hilangnya koneksi sehari-hari dengan guru, teman, serta keluarga lainnya akibat wabah pandemi COVID-19. Hampir 6 bulan berlalu, tanda-tanda berakhirnya pandemi belum terlihat. Tantangan terbesar juga pasti dialami oleh anak-anak dengan hambatan autisme dan IBK lainnya. Hal ini sangat mempengaruhi perilaku, sosial dan keterampilan komunikasi anak.
Terlebih bagi anak dengan Autisme, ini dapat mempersulit mereka untuk memahami dan memproses apa yang terjadi pada diri mereka sendiri dan orang lain, terutama selama masa-masa penuh tantangan ini. Kegiatan belajar jarak jauh/online belum sepenuhnya efektif bagi mareka. Kehilangan rutinitas keluar rumah misalnya, penjelasan tentang kenapa tidak bisa keluar rumah (bepergian, jalan-jalan, ke sekolah atau terapi) tentunya mereka kesulitan memahami ini sehingga banyak yang kemudian berimbas kepada perilaku sehari-hari di rumah.
Mereka juga punya hambatan menyampaikan kekhawatiran mereka atau mengajukan pertanyaan, sehingga dalam banyak kasus mereka menjadi mudah frustrasi selama masa pandemic ini karena sulit untuk memahami dan menyampaikan emosi mereka kepada orang lain (terutama bagi IBK yang masih non verbal). Hal lainnya yang menjadi tantangan adalah banyak orang tua dari anak-anak dengan IBK kesulitan terhadap perubahan jadwal dan rutinitas anak-anaknya. Jam terapi/sekolah berkurang bahkan nyaris ada yang harus 100% belajar di rumah bersama orang tua. Tentu banyak juga kondisi yang dialami ini sering memicu peningkatan frustrasi, kecemasan, dan gangguan kesehatan.
- Managemen waktu yang baik, atur strategi belajar, pembagian tugas bersama anggota keluarga lain dan pengajaran berkesinambungan kepada anak-anak di rumah.
- Pertahankan kemampuan yang sudah dikuasai anak dan fokus pada target yang telah diberikan oleh guru maupun terapis di sekolahnya.
- Gunakan bahasa dan visual yang jelas untuk berkomunikasi dengan anak-anak di rumah.
- Sebaijnya orang tua membuat jadwal yang dapat di lihat dan dipahami anak.
- Gunakan narasi sosial dibantu dengan visual sederhana berupa gerakan tangan atau misalnya video yang diberikan oleh pihak sekolah untuk memperjelas situasi serta menjadi panduan melakukan kegiatan belajar dan aturan baru yang diterapkan saat belajar di rumah.
- Perhatian asupan makanan yang bisa mempengaruhi perilaku atau mood anak. Berikan makanan yang sehat untuk meningkatkan imunitas IBK yang secara kondisi rentan terhadap virus.
- Pertahankan rutinitas jam tidur yang normal dan bangun dengan konsisten.
- Gunakan penjelasan secara visual dengan gambar untuk setiap kegiatan harian mereka. Seimbangkan kegiatan terstruktur dengan yang tidak terstruktur termasuk penggabungan pelajaran dari sekolah dan pekerjaan rumah untuk mengerjakan keterampilan hidup sehari-hari dan kegiatan sosial berbasis keluarga.
- Prioritas utama juga adalah kepada diri sendiri sebagai orang tua. Jadikan ibadah sebagai sarana penguat diri dan memohon pertolongan Allah SWT atas segala kondisi yang dihadapi saat ini.
- Terus berdoa dengan sungguh-sungguh, bersabar dan realistis dengan anak-anak. Perbanyak komunikasi bersama anggota keluarga lain serta komunikasi dengan pihak guru atau sekolah secara pro aktif.
Selamat membersamai anak di rumah dan semangat mengasihi IBK kita dengan bahagia.
Salam, Isti - Rumah Autis.